Rabu, 08 November 2017

Tidak Ada Kemenangan Dalam Perang (Battle of Surabaya)

Sumber poster : Fanpage Battle of Surabaya The Movies.

Film yang kabarnya dilirik Disney ini dibuka dengan sangat bagus, dari segi gambar dan sound yang menggelegar. Mungkin karena sejak awal saya tidak akan mengira sampai sebagus itu. Sampai saya spontan berkata, "Wah ... gila keren banget ini." Apalagi saat proklamasi dibacakan, jujur saya merinding. Tergetar juga hati saya ketika melihat pengibaran bendera Indonesia setelah bendera Belanda berhasil dirobek warna birunya di hotel Yamato. Lantas saya diajak untuk harap-harap cemas, atau mungkin lebih tepatnya saya digiring untuk benar-benar menantikan peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya. Tapi sayangnya--mungkin ini hanya menurut saya--pada saat perang itu terjadi kejadiannya kurang diperlihatkan. Kenapa menurut saya bisa begitu? Ya, karena mengacu pada judul dan saya yang merasa diajak untuk benar-benar menantikan peristiwa itu terjadi. Sebenarnya--lagi-lagi menurut saya--film ini lebih kepada tentang bocah bernama Musa, di mana dia dipercaya menjadi kurir surat penting--tentang pergerakan pahlawan dan kode-kode perlawanan terhadap penjajah--maupun surat para pejuang atau pahlawan kepada keluarga mereka. Buat yang sudah menonton, mungkin akan tertawa ketika Musa berkata, "Aku hanya ingin makan kenyang dan tidur nyenyak." Benar, saya pun tertawa. Tapi ketika Musa berkata seperti itu lagi untuk yang kedua kali, saya agak merenung. Saya langsung mengartikan dengan kalimat lain dari ungkapan bocah itu, "Aku ingin merdeka, sehingga bisa dengan tenang melakukan apa saja." Kira-kira seperti itu.

Bagian paling mengharukan buat saya adalah ketika Musa membaca surat-surat para pejuang atau pahlawan yang hendak dia kasih kepada keluarga mereka, tapi dia tak tahu harus menyampaikan surat-surat itu ke mana sebab segalanya telah luluh lantak. Ya, setidaknya 6.000-16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600-2.000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada tanggal 10 November 1945 ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

Film ini ditutup dengan sangat manis. Didedikasikan bukan hanya untuk para pejuang atau pahlawan Indonesia, tapi juga untuk perang di seluruh dunia. Seperti yang disampaikan mendiang Ibu Musa kepada Musa, "Tidak ada kemenangan dalam perang. Jangan dendam."

Semoga weekend besok lebih banyak lagi yang nonton film ini. Terakhir saya ingin sampaikan kepada seluruh yang terlibat dalam film ini, "Terima kasih untuk film yang sangat keren ini."

Salam,
Ari Keling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar